Sejak lahir, anak-anak ini menderita kerusakan otak. Ada bagian dari
otak mereka yang lumpuh dan tak tersembuhkan. Namun, kasih dan
kepedulian orangtua bisa melahirkan mukjizat. Teuku Amaradhi Wipharya
baru berusia 1,5 tahun, tetapi ia telah menderita stroke sejak masih di
dalam kandungan. Amar menderita stroke karena seperempat bagian dari
otaknya telah rusak.
Gejala stroke yang dialaminya sama persis
seperti pada orang dewasa, yaitu kelumpuhan pada satu sisi tubuh. Ketika
hamil 30 minggu, ibunda Amar, Made Tasya Nuarta (30), sempat mengalami
stroke ringan serupa migrain.
Pengentalan darah yang dialami
Tasya ketika terkena stroke ringan ternyata diteruskan kepada bayi
kembar di dalam rahim. Pasokan oksigen ke otak bayi-bayi itu sempat
terhenti sehingga terjadilah kerusakan otak.
Saudara kembar Amar
yang juga terkena stroke neonatal mengalami kerusakan otak berat dan
meninggal dunia sebelum dilahirkan. Amar pun lantas lahir prematur.
Lahir
prematur pada usia kandungan 6,5 bulan, Aira Syahraini Apriyagung Putri
(4) juga mengalami kerusakan otak. Ia didiagnosis menderita kelumpuhan
otak atau cerebral palsy.
Kerusakan itu diduga karena pasokan
oksigen ke otak sempat terputus. Hal itu terjadi ketika Aira tidak
langsung menangis begitu lahir.
Setelah menjalani pemeriksaan
MRI, terlihat ada area abu-abu di otak kanan Aira yang memengaruhi
kinerja tubuh sebelah kirinya. ”Kami terlambat tahu setelah Aira
menginjak usia satu tahun. Sebelumnya, kami ’terlena’ dengan status Aira
yang lahir prematur,” kata ibunda Aira, Jarvi Kurnia Lestari (30).
Aira
tidak mampu melakukan gerakan sederhana dan mengalami keterlambatan
motorik. Hingga sekarang, Aira belum bisa berjalan karena tingkat
kekakuan yang tinggi pada kedua kaki. Otot pinggul dan punggung juga
lemah untuk mendukungnya duduk sendiri.
Terapi kasih
Untuk
gerakan sederhana seperti duduk selama sepuluh menit, Aira harus
bekerja keras. Seperti ketika menjalani fisioterapi di rumahnya beberapa
pekan lalu, Aira harus mencucurkan keringat dan air mata pada saat
belajar jalan.
Selangkah demi selangkah, ia mulai menggerakkan
kaki mengikuti meja table tilting yang dirancang bisa bergerak mengikuti
gerakan tubuh.
Satu jam menjalani terapi di rumah, Aira sesekali berteriak histeris, meronta, dan menangis keras.
”Ayo Aira, jangan menyerah,” kata Jarvi memberi semangat agar putrinya terus belajar berjalan.
Daripada
berputus asa, Jarvi dan suaminya, Agung, memilih untuk memperjuangkan
Aira. Karena Aira menjalani terapi di rumah, Jarvi dan Agung membeli
alat-alat, seperti gym ball, bolster, wedges, dan matras. ”Kasih sayang
kami akan membuat dia lebih kuat,” ujar Jarvi.
Aira juga
menjalani terapi okupasi, terapi wicara, dan sensori integrasi.
Fisioterapis anak, Woro Murti (42), mengungkapkan kekaguman pada
perjuangan orangtua Aira untuk kesembuhan putrinya. ”Kemajuan Aira
sangat pesat karena cinta orangtuanya,” kata Woro.
Cinta serupa
dilimpahkan Tasya kepada putranya, Amar. Begitu didiagnosis mengalami
stroke, Tasya segera membawa Amar ke klinik tumbuh kembang anak.
Ditangani oleh dokter saraf anak, Amar pun menjalani rangkaian terapi.
Kasih
dari orangtua dan beragam terapi yang dilalui terbukti bisa membuat
Amar menjadi lebih baik. Kelumpuhan yang dialami Amar di bagian kanan
tubuh akibat stroke secara perlahan bisa diperbaiki. Amar pun kini sudah
bisa berjalan dari awalnya merangkak pun sulit.
Tasya lalu
menunjukkan terapi sederhana dengan menggunakan mainan, seperti karet
yang diikatkan di kedua pergelangan tangan Amar. Dengan karet itu,
tangan kanan Amar yang lemah bisa mengimbangi gerak tarikan tangan kiri.
Memori otak
Memori otak Amar tentang
kehadiran otot di tangan kanan terbangkitkan kembali lewat beragam
terapi. ”Fungsi bagian otaknya yang rusak diambil alih oleh bagian otak
yang masih sehat,” kata Setyo Handryastuti Sp A(K), dokter Divisi
Neurologi Anak, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI, RSCM.
Kelainan
anatomi pada otak, kata Handryastuti, memang tidak bisa disembuhkan.
Namun, fungsi dari otak yang rusak tersebut ternyata bisa diambil alih
oleh bagian otak lain yang sehat. Hal ini karena sifat plastisitas yang
memampukan otak bayi dan anak untuk mereorganisasi diri dengan
interkoneksi baru pada saraf.
Menurut Handryastuti, stroke pada
bayi yang baru lahir bisa disebabkan oleh gangguan peredaran darah
ketika janin masih di dalam kandungan. Ketika ibu hamil mengalami
gangguan pembekuan darah atau infeksi, janin bisa ikut mengalami
peradangan pembuluh darah.
Adapun stroke pada anak, yang bukan
bawaan lahir, terjadi karena penyakit gangguan pembekuan darah, seperti
hemofilia, anemia sel sabit, atau penyakit jantung bawaan. ”Harus dicari
penyebabnya untuk diobati. Orangtua harus super sabar. Menyangkut
perkembangan otak itu perlu proses,” kata Handryastuti sambil
menambahkan, jumlah kasus stroke anak yang ditangani RSCM berkisar 4-5
kasus per tahun.
Seberat apa pun kerusakan otak yang dialami
putra-putri mereka, para orangtua ini berjuang bagi masa depan yang
lebih baik. Kerusakan otak bukan akhir, melainkan justru menjadi awal
untuk memperjuangkan kemandirian.
Artikel Menarik
Recent
Loading...
Popular
Label
- Analitycal Eksposition Text SMA
- Announcement Text SMA
- Announcement Text SMA/SMK
- Bank Soal
- Belajar Grammar
- Berita
- children Story
- Contoh Soal TOEFL
- daftar isi Toefl
- Descriptive Text SMA
- Discussion Text SMA
- Dunia pendidikan
- Edukasi
- Explanation Text SMA
- General
- Grammar
- Hartatory Expotsition Text SMA
- Hartatory Expotsition Text SMA/SMK
- IELTS
- kumpulan artikel kesehatan
- kumpulan tips terbaru
- Narrative Text SMA
- News Item Text SMA
- PPG Daljab
- Procedure Text SMA
- Recount Text SMA
- Recount Text SMP
- Report Text SMA
- Review Text SMA
- Short Functional Text SMA
- Soal UP UKMPPG
- soal-soal cpns
- Soal-Soal TOEFL
- soal-soal un sma
- soal-soal un smp
- Spoof Text SMA
- Sport
- Teknologi
- Tips N Trick TOEFL
- TOEFL
- TOEFL IBT
- Toefl Listening
- TOEFL Structure nad Written
- wisata hati
Post a Comment
Post a Comment